COBA JELAJAHI INDAHNYA BUDAYAKU

  • Jawa Timur

    Jawa Timur.... Kalian pasti udah kenal banget sama Propinsi yang satu ini. Bukan hanya sekedar kenal tapi kalian juga harus tau sejarah asal usul darn seluk beluk dari Jawa Timur itu sendiri ...

  • Budaya

    Budaya... Karakter atau ciri khas tersendiri suatu daerah, bisa mulai dari bahasa kesenian tradisional, musik tradisional, makanan khas, dan tempat-tempat wisata pada wilyah itu

  • Kuliner.

    Kalau udah ngomongin kuliner Jawa Timur mungkin gak bakal ada habisnya, karena selain banyak macamnya tapi juga enak-enak. Mau tahu apa aja kuliner Jawa Timur? ayo muter-muter di Blog ini...

  • Nyanyian Budaya

    Serentak gerakan dalam irama, Menggiring dalam cerita budaya negri, Indah terasa, Bangga Menerpa, Terlukis keelokan budaya, Terpadu rapi, Warna-warni gerakan, Selaraskan nada-nada, Serentak hentakan kaki, Gemulai tangan, Lambang indahnya budaya negeri

Previous Next

Tempat Wisata di Sekitar Kita

Posted by X-Sotic or Gosong are same On - - 2 komentar


·         Air Terjun Sumber Pitu
Desa Duwet Krajan terletak paling selatan wilayah Kecamatan Tumpang dan juga Desa paling timur karena sebelah timur berbatasan dengan TNBTS. Desa duwet krajan banyak sekali sumber mata air, salah satunya sumber yang terbesar yaitu SUMBER PITU ,Mata air sumber Pitu sangat unik karena mata air ini terletak di tebing dan air yang keluar dari tanah langsung keluar sebagai air terjun yang jumlahnya sangat banyak. dimungkinkan bahwa sumber pitu merupakan sungai dibawah tanah mengingat banyaknya sumber dan debit air yang keluar dari tebing . masyarakat setempat percaya bahwa sumber Pitu masih ada hubunganya dengan gunung bromo.Air terjun sumber Pitu ini sering digunakan masyarakat luar Desa sebagai tempat ritual mereka punya kepercayaan bahwa air yang langsung keluar dari tanah dan menyembur merupakan air Suci. banyak orang datang yang membawa botol air minum mineral dan diisi dibawa pulang kadang langsung diminum. debit air Terjun sumber Pitu pernah diukur Dinas pengairan 1200 L / Detik. untuk sampai di tempat ini bisa naik mikrolet dari Tumpang jurusan Gubuk Klakah dan kemudian turun di Pertigaan Weringinanom ( Balai Desa ) disitu akan terpampang sepanduk dan gambar air terjun Sumber Pitu. dari pertigaan menuju Air terjun sekitar 3 Km.
·         Air Terjun Coban Cindhe
Coban Cinde memiliki pesona tersendiri, dimana terdapat du buah air terjun yang berhadapan.  Air terjun pertama memiliki ketinggian sekitar 50 m namun memiliki debit air besar, sedangkan yang kedua memiliki ketinggian sekitar150 m dengan debit air yang kecil.  Nama Cinde berasal dari bentuknya seperti cinde atau syal yang berkibar.

Keberadaan Coban Cinde tidak terlalu jauh dari utara kota Malang dan letaknya cukup tersembunyi dengan kondisi dimana alam sekelilingnya masih alami dan belum banyak dikunjungi oleh wisatawan
Terletak di Desa Benjor, Kecamatan Tumpang,  Kabupaten Malang, Propinsi Jawa Timur.

Peta dan Koordinat GPS: 8° 0' 5.32" S  112° 48' 42.04" E 

Berjarak sekitar 27 km dari kota Malang dan dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat dan dua hingga Desa Benjor.

Bagi yang menggunakan kendaraan umum dapat naik angkutan pedesaan dari Terminal Bis Arjosari, Malang dengan jurusan Tumpang.  Selanjutnya dari Tumpang naik kendaraan colt pick up ke Desa Benjor sekitar 7 km jaraknya.

Setiba di Benjor ada dua jalan yang dapat diakses menuju lokasi air terjun berada, pertama menyusuri sungai dan kedua melewati jalan setapak dengan menuruni tebing setinggi sekitar 15 m.
·         Air Terjun Coban Jahe
Coban jahe atau juga dikenal sebagai Air Terjun Begawan memiliki ketinggian sekitar 45 m dengan batu-batu cadas berukuran raksasa di dinding dan kolam kecil di bawahnya.  Air terjun ini masuk dalam kawasan Perhutani RPH Sukopuro-Jabung.

Nama Jahe, sebenarnya diambil dari Bahasa Jawa ‘Pejahe’ yang berarti meninggal dunia. Nama itu muncul, setelah sekitar satu regu tentara (TNI, sekarang) di bawah komando Ali Murtopo melakukan perlawanan terhadap pemerintah Belanda. 
Seiring bergantinya waktu, nama ‘Pejahe’ pun lama-kelamaan berganti Jahe. Begitu juga nama makam, mereka yang dikebumikan pun dibuatkan tempat peristirahatan terakhir bernama Makam Pahlawan Kali Jahe. Keberadaan Makam Pahlawan Kali Jahe sendiri, bisa dijumpai sekitar 50 meter, tatkala sebelum pintu masuk Coban Jahe.
Terletak di Dusun Begawan, Desa Pandansari Lor, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, Propinsi Jawa Timur.

Peta dan Koordinat GPS: 7° 58' 19.91" S  113° 6' 54.84" E 


Berjarak sekitar dari kota Malang dan dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat dengan mengambil arah ke Tumpang.  Sesampainya di Tumpang belok ke kiri ke Desa Pandansari Lor, Dusun Begawan.  

Dari pintu masuk Coban Jahe, anda akan mendapati jalan setapak berupa tanah liat. 
Sementara sekitar 100 meter dari pintu masuk ke arah air terjun, juga akan didapat hamparan tanah kosong yang oleh pengunjung biasanya dimanfaatkan untuk memarkir motor yang dibawa. Di sekitar lokasi ini, pohon Mahoni cukup banyak. Tantangan lain yang bisa dinikmati dari perjalanan ke Coban Jahe, yakni akses jalan menuju ke lokasi. Selain di kanan-kiri jalan terdapat sawah dan kebun ubi, kondisi jalannya juga masih dibiarkan tanah liat. Bahkan, sesekali tanah liat tersebut juga berlubang.
Selain akan menemui jalan setapak juga bisa didapati jalan dari bebatuan tajam atau jalan makadam. Posisinya pun, berada di jalan tanjakan dan menurun ke arah lokasi wisata. Bagi anda yang suka dengan wisata plus tantangan, tidak ada salahnya mengunjungi air terjun Coban Jahe di Jabung. (*)

Jalan-jalan yang kami lewati adalah melalui perkampungan dengan jalan beraspal yang telah banyak berlubang di sana-sini
·         Pantai Balekambang,
adalah salah satu obyek wisata pantai yang bisa di kunjuni di Malang. Pantai ini terletak di kecamatan Bantur, 65 Km sebelah selatan kota Malang. Pantai Balekambang terbentang dengan sangat indah dimana terdapat karang laut sepanjang 2 km dan memiliki lebar 200 meter ke arah laut.

Terdapat 3 pulau yang terdekat dengan dengan pantai ini, yaitu Pulau Ismoyo, Pulau Anoman dan Pulau Wisanggeni. Tepat di atas pulau Ismoyo, terdapat sebuah Pura megah yang bernama Pura Luhur Amertha Jati, dan sebuah jembatan yang menghubungkannya melalui pantai utama Balekambang.

Pada bulan Suro, pantai Balekambang akan lebih ramai dari biasanya karena akan digelar upacara Surohan dan upacara Jalanidha Puja.

Untuk mencapai pantai Balekambang, bisa melalui kecamatan Gondanglegi dan kecamatan Bantur, dilanjutkan ke desa Srigono atau melalui kecamatan Kepanjen, yang semua bisa diakses menggunakan kendaraan pribadi, baik motor ataupun mobil.

Coban Pelangi atau air terjun Pelangi, adalah salah satu wilayah konservasi alam di bawah perlindungan perum perhutani berjarak 10 Km dari kecamatan Tumpang dan 32 Km dari kota Malang. Air terjun ini berada d kawasan pegunungan yang terjal dan berliku, dengan kemiringan di atas 45 derajat berada pada 8,0109° LS; 112,8607° BT; 1.299,5 m dpl.

Untuk menuju air terjun, pengunjung akan melewati medan berbukit dengan kemiringan mencapai sekitar 45°. Setelah melewati bukit kurang lebih 15 menit, selebihnya adalah menyusur jalur di atas anak sungai.

Membutuhkan keadaan fisik yang sehat dan kuat untuk mencapai air terjun ini, dimana turis akan menemukan keadaan alam yang masih alami dan hijau serta pengalaman yang luar biasa mengagumkan. Hutan yang hijau, pegunungan yang sejuk, kicau burung dan sungai yang jernih adalah hal-hal yang bisa di temukan saat akan menuju Coban Pelangi.

Air terjun di Coban Pelangi mengalir dari sebuah tebing dengan ketinggian 30 M. Terdapat sebuah pondok yang di siapkan sebagai fasilitas untuk menikmati keindahan air terjun di Coban Pelangi ini. Bila beruntung, para pengunjung juga bisa menyaksikan pelangi yang terbias dari pucuk-pucuk tebing, dimana menjadi asal mula penamaan coban ini.
·         Gunung Smeru
Sebuah pegunungan di lereng gunung tertinggi di Jawa, Gunung Semeru. Panorama yang indah dan menarik atau suasana khusus dapat ditemukan di sini di samping udara sejuk dan segar. Di daerah ini kita menemukan tempat yang baik untuk Para-meluncur dan Remnant Kolonial Belanda.
Objek ini terletak di Argo Yuwono desa, kecamatan Ampelgading, sekitar 7 km ke arah Utara dari Ampelgading.
Para pendaki gunung sering mengunjungi gunung ini untuk menikmati pemandangan alam dan matahari terbenam yang indah, terlihat dari puncak gunung.
·         Candi Kidal
adalah candi peninggalan yang lain dari dinasti Singhasari dan merupakan candi Hindu yang berada di Kabupaten Malang. Candi Kidal terletak di Desa Rejokidal, kecamatan Tumpang, 20 Km sebelah timur kota Malang.

Layaknya candi-candi di Jawa Timur, Candi Kidal di bangun sebagai tempat persemayaman Raja Anusapati, yaitu raja kedua dari kerajaan Singhasari, yang wafat pada tahun 1248 M, dan diperkirakan candi di bangun pada tahun 1260 M.

Pada awal penemuannya, candi Kidal ditemukan oleh pihak Belanda pada tahun 1925. Hal ini terbukti dengan tersimpannya arca Siwa, yang seharusnya berada di candi Kidal, telah tersimpan di Royal Tripical Institute Amsterdam.

Candi yang memiliki relief dengan cerita Garudeya ini telah mendapat rekonstruksi pada tahun 1990, makna dari relief Garudeya ini adalah tentang pembebasan perbudakan. Material utama candi Kidal ini adalah batu andesit dengan dimensi geometris vertikal.

·         Gunung Bromo
siapa yang tidak mengenal kepopuleran gunung berapi yang masih aktif ini. Gunung Bromo adalah gunung yang paling terkenal di Jawa Timur dengan kunjungan yang paling ramai setiap tahunnya. Gunung Bromo memiliki ketinggian 2.392 Meter dari atas permukaan laut dan berada dalam empat lingkup kabupaten, yaitu Probolinggo, Pasuruan, Lumajang dan Kabupaten Malang. Keadaan alam gunung Bromo bertautan pula dengan lembah, ngarai, caldera atau lautan pasir dengan luas sekitar 10 Km.

Gunung Bromo juga termasuk dalam satu kawasan Bromo Tengger Semeru National Park, dimana terdapat beberapa obyek wisata yang bisa dikunjungi seperti, Gunung Semeru, Gunung Tengger, Gunung Batok, beberapa danau dan Gunung Bromo sendiri.

Sebagai gunung berapi yang masih aktif, Gunung Bromo telah mengalami letusan dengan interval waktu yang teratur dalam 20 abad ini, yakni sekitar 30 tahun sekali. Letusan terbesar terjadi pada tahun 1974 dan kembali meletus di tahun 2010.

Selain keindahan yang tersimpan di Gunung Bromo, Yadna Kasada atau Upacara Kasodo lah yang membuat Gunung Bromo menjadi tujuan destinasi utama setiap tahunnya. Upacara Kasodo digelar setiap tahun pada bulan purnama di bulan Desember atau January.

Asal muasal Upacara Kasodo ini bermula sejak abad ke-15 di mana diceritakan tentang seorang putri bernama Roro Anteng yang memimpin kerajaan Tengger dengan suaminya, Joko Seger. Pasangan ini tidak memiliki anak dan karena itu mereka berdoa dan memohon kepada dewa-dewa gunung untuk diberikan anak.

Dari permohonan mereka, dewa memberi 24 anak dan mewajibkan bagi mereka untuk mengorbankan anak ke 25 mereka untuk dilempar kedalam gunung berapi. Permintaan dewa inipun dilaksanakan sehingga menjadi tradisi sampai saat ini. Rakyat Tengger melakukan upacara Kasada dengan melemparkan hasil bumi ke dalam kawah Bromo sebagai ucapan syukur atas panen yang diterima dan sebagai permohonan untuk panen yang lebih melimpah di musim selanjutnya.

Meskipun penuh dengan bahaya, terdapat beberapa penduduk setempat yang mengambil resiko dengan naik dan turun ke kawah dalam upaya untuk mengambil kembali barang yang dikorbankan yang diyakini bisa membawa keberuntungan.
·         Gunung Kawi
adalah salah satu gunung berapi yang masih aktif di jawa Timur dan terletak di ketinggian 500 sampai dengan 3000 meter di atas permukaan laut. Gunung Kawi berada di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang dan banyak dikunjungi bagi mereka yang memiliki kepercayaan bahwa Gunung Kawi adalah gunung yang bisa memberikan banyak berkah bagi banyak usaha.

Saat berkunjung ke Gunung Kawi, suasana magis akan terasa sangat kental. Terdapat beberap tempat atau petilasan untuk beberapa orang yang “berdoa” dan memohon berkat untuk kesuksesan usaha, jodoh atau banyak hal lainnya. Di lokasi ini juga terdapat beberapa tempat pemujaan yang banyak di kunjungi, seperti pohon beringin tua berakar lima, Makam Eyang Jayadi dan Raden Ayu Tunggul Wati, yaitu keturunan Raja Kediri bertarikh 1221 masehi.

Gunung Kawi dikenal juga sebagai Kota Di Pegunungan, di sepanjang jalan menuju gunung Kawi, pengunjunga akan di suguhi dengan pemandangan berupa arsitektur khas Tiongkok. Terdapat pula Kuil atau Kelenteng tempat para pengikut Kong Hu Cu menjalankan ibadah. Jangan khawatir dengan hospitaliti, karena akan banyak dijumpai losmen atau motel sebagai sarana menginap para peziarah atau pengunjung Gunung Kawi.
·         Candi Jago
Candi Jago berasal dari kata "Jajaghu", didirikan pada masa Kerajaan Singhasari di abad ke-13. Berlokasi di Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, atau sekitar 22 km dari Kota Malang, pada koordinat 8°0′20.81″S 112°45′50.82″E .
Pada candi inilah Adityawarman kemudian menempatkan Arca Manjusri seperti yang disebut pada Prasasti Manjusri. Sekarang Arca ini tersimpan di Museum Nasional dengan nomor inventaris D. 214.
Candi ini cukup unik, karena bagian atasnya hanya tersisa sebagian dan menurut cerita setempat karena tersambar petir. Relief-relief Kunjarakarna dan Pancatantra dapat ditemui di candi ini. Sengan keseluruhan bangunan candi ini tersusun atas bahan batu andesit.
Arsitektur Candi Jago disusun seperti teras punden berundak. Keseluruhannya memiliki panjang 23,71 m, lebar 14 m, dan tinggi 9,97 m. Bangunan Candi Jago nampak sudah tidak utuh lagi; yang tertinggal pada Candi Jago hanyalah bagian kaki dan sebagian kecil badan candi. Badan candi disangga oleh tiga buah teras. Bagian depan teras menjorok dan badan candi terletak di bagian teras ke tiga. Atap dan sebagian badan candi telah terbuka. Secara pasti bentuk atap belum diketahui, namun ada dugaan bahwa bentuk atap Candi Jago menyerupai Meru atau Pagoda.
Pada dinding luar kaki candi dipahatkan relief-relief cerita Kresnayana, Parthayana, Arjunawiwaha, Kunjarakharna, Anglingdharma, serta cerita fabel. Untuk mengikuti urutan cerita relief Candi Jago kita berjalan mengelilingi candi searah putaran jarum jam (pradaksiana).
Pada sudut kiri candi (barat laut) terlukis awal cerita binatang seperti halnya cerita Tantri. Cerita ini terdiri dari beberapa panel. Sedangkan pada dinding depan candi terdapat fabel, yaitu kura-kura. Ada dua kura-kura yang diterbangkan oleh seekor angsa dengan cara kura-kura tadi menggigit setangkai kayu. Di tengah perjalanan kura-kura ditertawakan oleh segerombolan serigala. Mereka mendengar dan kura-kura membalas dengan kata-kata (berucap), sehingga terbukalah mulutnya. Ia terjatuh karena terlepas dari gigitan kayunya. Kura-kura menjadi makanan serigala. Maknanya kurang lebih memberikan nasihat, janganlah mundur dalam usaha atau pekerjaan hanya karena hinaan orang.
Pada sudut timur laut terdapat rangkaian cerita Buddha yang meriwayatkan Yaksa Kunjarakarna. Ia pergi kepada dewa tertinggi, yaitu Sang Wairocana untuk mempelajari ajaran Buddha.
Beberapa hiasan dan relief pada kaki candi berupa cerita Kunjarakarna. Cerita ini bersifat dedaktif dalam kepercayaan Buddha, antara lain dikisahkan tentang raksasa Kunjarakarna ingin menjelma menjadi manusia. Ia menghadap Wairocana dan menyampaikan maksudnya. Setelah diberi nasihat dan patuh pada ajaran Buddha, akhirnya keinginan raksasa terkabul.
Pada teras ketiga terdapat cerita Arjunawiwaha yang meriwayatkan perkawinan Arjuna dengan Dewi Suprabha sebagai hadiah dari Bhatara Guru setelah Arjuna mengalahkan raksasa Niwatakawaca.
Hiasan pada badan Candi Jago tidak sebanyak pada kakinya. Yang terlihat pada badan adalah relief adegan Kalayawana, yang ada hubungannya dengan cerita Kresnayana. Relief ini berkisah tentang peperangan antara raja Kalayawana dengan Kresna. Sedangkan pada bagian atap candi yang dikirakan dulu dibuat dari atap kayu/ijuk, sekarang sudah tidak ada bekasnya.
·         Candi Singhasari
atau Singosari adalah salah satu candi yang berada di kabupaten Malang. Candi Singhasari adalah candi bersejarah peninggalan kerajaan Singhasari dan merupakan candi Hindu – Budha. Candi ini terletak di Desa Candirenggo, kecamatan Singosari, dan ditemukan pada awal abad 18, yaitu sekitar tahun 1800-1850.

Pada awal penemuan, pihak Belanda memberi nama candi ini sebagai candi Merana karena bentuknya yang menyerupai menara.

Dari segi arsitektur, candi Singosari memiliki keunikan yang seolah-olah memiliki dua tingkat bangunan. Hal yang menarik lainnya bisa dilihat dari hiasan luar candi yang seharusnya rata, tapi tidak demikian pada candi Singosari. Hal ini di estimasikan belum adanya penyelesaian saat pembuatan yang kemudian langsung ditinggalkan.
·         Candi Sumberawan
terletak di Desa Toyomarto, kecamatan Singosari. Candi ini mungkin tidak berbentuk selayaknya candi pada umumnya, candi Sumberawan hanya berbentuk seperti stupa dan merupakan candi Budha dan peninggalan dari kerajaan Singhasari.

Candi Sumberawan merupakan peninggalan sejarah yang berasal dari sekitar abad 14 atau awal abad 15. Dalam prasasti Negarakertagama disebutkan bahwa, Candi Sumberawan diidentifikasikan sebagai Kasurangganan atau Taman Surga Nimfa dan telah dikunjungi oleh Raja Hayam Wuruk dari Majapahit di 1359. Candi Sumberawan pertama kali ditemukan pada tahun 1904 dan pada 1937 diadakan pemugaran oleh pemerintahan Hindia Belanda pada bagian kaki candi. Candi sumberawan merupakan satu-satunya candi yang berbentuk stupa di Jawa Timur.

Candi Sumberawan tidak memiliki tangga naik ruangan di dalamnya yang biasanya digunakan untuk menyimpan benda suci. Jadi, hanya bentuk luarnya saja yang berupa stupa, tetapi fungsinya tidak seperti lazimnya stupa yang sesungguhnya. Diperkirakan candi ini dahulu memang didirikannya untuk pemujaan. Suasana yang teduh dan tenang di sekitar candi menjadikan tempat ini cocok untuk melakukan meditasi.

Categories:

2 Responses so far.

  1. Cak Arief says:

    Saya lihat koordinatnya kurang akurat .
    Salam

Leave a Reply